Sebelum membahas lebih
jauh mengenai fungsi-fungsi waditra dalam karawitan Sunda, mungkin diantara pembaca ada yang
belum mengenal apa itu yang disebut dengan waditra.
Waditra ialah sebutan untuk
nama alat-alat musik yang digunakan pada karawitan Sunda, seperti kecapi,
rebab, kendang, suling dsb. Nah,
sekarang sudah paham ?, baik kita lanjutkan pada pembahasan selanjutnya.
Semua waditra dalam
karawaitan sunda mempunyai fungsi dan tugas masing-masing. Fungsi waditra itu
dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a.
Anggeran
Wiletan
Waditra yang
termasuk ke dalam anggeran wiletan mempunyai
tugas sebagai anggeran atau
memberikan batasan-batasan wiletan. Waditra yang termasuk ke dalam anggeran
wilaten yaitu :
-
Ketuk
dan kempayang ( T dan PY)
-
Kempul
(goong kecil)
-
Kenong
(N)
-
Gong
(G)
Walaupun diantara waditra-waditra
tersebut mungkin ada yang tidak terdapat pada gamelan yang banyak tersebar di
masyarakat karena kesederhanaanya tadi, namun fungsinya dapat digantikan oleh
waditra lain, seperti kenong, oleh jenglong, ketuk diganti oleh bonang barung
dan sebagainya.
Waditra tersebut dimainkan (ditabuh) bergilir
pada setiap ketukan secara bergiliran dengan susunan seperti berikut :
T – P – T- N atau Ketuk –
Kempul – Ketuk – Kenong, jarak diantara nada-nada waitra itu diisi dengan
tabuhan kempayang (PY).
Dari pergantian
suara-suara tadi ,kita dapat merasakan dan mengetahui berbagai pukulan yang
mempunyai tekanan(aksen), ringan, sedang dan aksen berat. Pukulan waditra
kenong yang jatuh pada ketukan ke 4 tiap-tiap wiletan ( berirama 4/4 ), terasa
bertekanan berat; pukulan waditra kempul yang jatuh pada ketukan pertama dan
ketiga terasa ringan.
b.
Balunganing
Gending
Balunganing
gending artinya kerangka gending (balung dalam bahasa Jawa=tulang). Waditra yang
berfungsi sebagai balunganing gending yaitu :
-
jenglong;
-
bonang
barung, (khusus pada gamelan salendro dan pelog);
-
saron
barung (saron 1 dan, saron 2);
-
selentem,
dan
-
demung
(panerus), ditambah oleh waditra yang bertugas sebagai hiasan (lilitan)
balungan gending, antalain yaitu bonang rincik dan peking, sedangkan hiasa (lilitan) lagu dilaksanakan oleh rebab
dan gambang atau suling.
Hiasan lagu tidak selalu
mutlak harus ada, karena tugasnya hanya mengisi kekosongan-kekosongan (lolongkrang), namun pekerjaan melilit
(menghias lagu atau gending) ini bukan sesuatu hal yang mudah, sehingga
diperlukan juru gending (piñata musik) yang telah mahir.
c.
Murda
Lagu (membuat lagu)
Waditra yang
bertugas membuat lagu ialah waditra yang mempunyai wilahan dan nad lengkap. Khusus
untuk gamelan pelog dan salendro yaitu rebab, gambang dan suling. Sedangkan untuk
gamelan degung ialah bonang dan suling.
d. Yasa Irama (kendangan)
Tugas waditra
yang termasuk yasa irama ialah mengatur (menaikturunkan) gerakan/tempo wilahan,
ketukan, wirahma dan dinamika yang menjadi pemanis
terhadap gending ialah kendang atau bedug.
Demikian pembahasan mengenai fungsi-fungsi
waditra dalam karawitan Sunda. Semoga bermanfaat.