Sahabat, Setelah kemarin memposting artikel mengenai Fungsi-Fungsi Waditra Dalam Karawitan Sunda, sekarang saya akan membahas mengenai Murdaswara dan Tabel Papatet Karawitan Sunda.
Murdaswara adalah merupakan suara nada-nada pokok pada gamelan atau disebut juga nada mutlak. Ada lima murdaswara itu ialah :
![]() |
Gambang |
Murdaswara adalah merupakan suara nada-nada pokok pada gamelan atau disebut juga nada mutlak. Ada lima murdaswara itu ialah :
a.
Tugu atau Barang disingkat (T)
b.
Loloran atau Kenong disingkat (L)
c.
Panelu atau Dada disingkat (P)
d.
Galimer, Gulu atau Bem disingkat (G)
e.
Singgul disingkat (S)
Adapun letak kedudukan masing-masing suara
atau nada dalam wilayah gamelan adlah sebagai berikut : (contoh pada saron
padantara)
S
|
G
|
P
|
L
|
T
|
S
|
Untuk mempermudah dalam belajar menyanyi,
menabuh gending, atau mencatat lagu-lagu buhun dan lagu-lagu bary, kemudian
kelima nada Murdaswara itu oleh Bapak Raden Machyar Anggakusumadinata (alm)
dilengkapi dengan serat kanayagan system da-mi-na dengan mempergunakan tenggeraras atau titilaras. Tenggeraras atau
titi laras disebut tandanya adalah sebagai berikut :
Da =
angka 1
Mi =
angka 2
Na =
angka 3
Ti =
angka 4
La =angka
5
Kelima tenggeraras ini apabila diletakan pada
murdaswara tempatnya tidak mutlak tetapi dapat berpindah-pindah menurut
ketentuan surupan, seperti :
a.
1 (Da) = Tugu/ Barang
b.
1 (Da) = Panelu
Jika perjanjian yang ditentukan oleh surupan
1 (Da)=Tugu/ Barang, maka tenggeraras yang Nampak pada wilahan waditra saron
tersebut di atas akan menjadi sebagai berikut :
S
5 = La
|
G
4=Tio
|
P
3= Na
|
L
2= Mi
|
T
1= Da
|
S
5= La
|
Laras Salendro Padantara yaitu laras-laras
Salendro , Madenda, dan Degung. Terdiri dari lima belas surupan. Sedangkan
laras salendro bedantara masing-masing terdiri atas tujuh belas surupan.
PAPATET
Papaten berguna unttuk menentukan pembagian
tugas terhadap nada atau wilahan dalam laras. Nada-nada sebuah laras dalam
suatu papatet mempunyai lima tahapan, yaitu :
Tahap I disebut Patokaning Laras
Tahap II
disebut Panglangen
Tahap III
disebut Pangaget
Tahap IV
disebut Pangrena ( Renaning Laras = Puasna Rasa)
Tahap V
disebut Pancer
Nada yang ditonjolkan oleh masing-masing
Patet, yaitu nada yang berada pada tahap I (Paatokaning Laras) dan tahap IV
(Pangrena).
Jumlah papatet ada 5 lima macam , yaitu :
1.
Patet Barang (Nem)
2.
Patet Loloran
3.
Patet Manyura
4.
Patet Sanga
5.
Patet Singgul
Akan tetapi yang banyak dipergunakan hanya
tiga macam, ialah patet barang, patet manyura dan patet sanga.
Skema /Tabel
Papatet
T A H A P A N
|
|||||
I
PATOKANING
LARAS
|
II
PANGLANGEN
|
III
PANGAGET
|
IV
PANGRENA
|
V
PANCER
|
|
BARANG
(NEM)
|
1
TUGU
|
2
LOLORAN
|
3
PANELU
|
4
GALIMER
|
5
SINGGUL
|
LOLRAN
|
2
LOLORAN
|
3
PANELU
|
4
GALIMER
|
5
SINGGUL
|
1
TUGU
|
MANYURA
|
3
PANELU
|
4
GALIMER
|
5
SINGGUL
|
1
TUGU
|
2
LOLORAN
|
SANGA
|
4
GALIMER
|
5
SINGGUL
|
1
TUGU
|
2
LOLORAN
|
3
PANELU
|
SINGGUL
|
5
SINGGUL
|
1
TUGU
|
2
LOLORAN
|
3
PANELU
|
4
GALIMER
|
Nah itulah pembahasan singkat mengenai
murdaswara dan table/skema papatet dalam karawitan Sunda seomga bermanfaat
untuk kita semua.