(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-1331096507967857", enable_page_level_ads: true }); Kesenian Tari Topeng Majalengka -->

Kesenian Tari Topeng Majalengka

Kesenian Tari Topeng Majalengka

Keberadaan seni budaya di Kabupaten Majalengka yang lainnya yaitu tari topeng yang keberadaannya tidak lepas dari eksistensi kesenian wayang kulit. Bisa jadi perkembangannya beriringan, karena masyarakat penggemar wayang kulit adalah juga penggemar tari topeng. Ada kebiasaan, bahwa pesanan hiburan wayang kulit siang malam, pada siang hari disuguhi hiburan topeng. 
Sukarta adalah salah seorang penarit openg yang juga berprofesi sebagai dalang wayang kulit.Ia merupakan keturunan  Bapak Candra, seorang penggarap tari topeng yang kemudian berkembang di pelosok wilayah Majalengka. Daerah-daerah yang kemudian menjadi sentra tari topeng di Majalengka adalah Bongas Kecamatan Sumberjaya, Randegan Kecamatan Jatitujuh, dan Beber Kecamatan Ligung.

Topeng yang berkembang di Majalengka merupakan resapan budaya yang masuk dari wilayah Cirebon.Katakanlah bahwa topeng Cirebon merupakan cikal bakal topeng di Majalengka.Bahkan topeng Cirebon selanjutny menjadi inspirasi terciptanya topeng Sunda seperti topeng Rahwana, topeng Anjasmara, dsb.

Tokoh tari topeng Cirebon waktu itu adalah Ki Wentar.Nama sebenarnya adalah Sentana, namun karena ketenarannya maka ia dijuluki  Ki Wentar. Ia merupakan penari topeng Istana Cirebon.

Ki Wentar mempunyai putera lima orang, yaitu : Ma Mimik, Ma Nesih, Bapak Saca, Mah Amih, dan Ma Suji. Ma Mimik yang terkenal dengan nama Nyi Perwati padaTahun 1962 mengajar tari di Bandung, diantara murid-muridnya adalah Pa Ono Sepuh. Ma Nesih mempunyai murid di Bandung, diantaranya Pa Enoch Atmadibrata.Bapak Saca kebetulan tidak memiliki kemampuan menari topeng, namun ahli didalam menabuh kendang topeng. Ma Amih (ibu dari Sukarta), pada Tahun 1959-1960 mengajar tari topeng di Bandung. Sedangkan Ma Suji pernah menari topeng di luar negeri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa perkembangan tari topeng di Bandung bermula dari masuknya para penari topeng dari Cirebon, dengan cara babarang, yaitu ngamen dari rumah ke rumah.

Di Majalengka, Bapak Candra menurunkan kemampuan menari topeng kepada beberapa murid yang diantaranya adalah anak-anaknya sendiri.Di Beber tari topeng dikembangkan oleh Ma Nayem, yang kemudian diwariskan kepada Warniti, Suanda dan Suhadi. Di Randegan dikembangkan oleh Ita Rawita.Tari topeng diiringi oleh seperangkat gamelan pelog yang dimainkan oleh sejumlah pangrawit.


SumberTulisan :ProfilKesenianKabupatenMajalengka (DinasPemudaOlah Raga KebudayaandanPariwisatKabuaptenMajalengka 2014)

Share this:

Disqus Comments