sundarancage.com - Tari Ronggeng Ujungan adalah merupakan
salah satu hasil kreasi dan inovasi dari Sanggar Seni Sunda Rancage yang
beralamat di Jln. Pangeran Muhamad Kel.Sim,peureum Kec.Cigasong Majalengka.
Tarian ini diciptakan oleh koreografer N. Ayu Asmiati (Ayuga) pada Tahun 2015
sebagai apresiasi terhadap salah satu
kesenian yang berkembang di wilayah Kabupaten Majalengka yaitu kesenian ujungan
atau sampyong. Kesenian sampyong adalah
merupakan penyederhanaan aturan dari permainan ujungan dimana terdapat
perbedaan aturan permainan. Pada
permainan ujungan tidak ada aturan
daerah terlarang untuk dipukul oleh lawan dan tidak ada aturan
pembagian memukul lawan.
Maka dalam permainan ujungan para pemianya mengenakan helm pengaman yang terbuat dari kain yang digulung-gulung yang disebut dengan Balakutak. Dipandang permainan ujungan terlalu berbahaya maka dibuat aturan setiap pemain hanya diberi kesempatan tiga kali memukul dan dipukul lawan sebelum dipisah oleh wasit (Malandang). Kesenian ujungan diiringi oleh music pengiring kendang penca dengan lagu khusus (khas) yaitu lagu golempang.
pembagian memukul lawan.
Maka dalam permainan ujungan para pemianya mengenakan helm pengaman yang terbuat dari kain yang digulung-gulung yang disebut dengan Balakutak. Dipandang permainan ujungan terlalu berbahaya maka dibuat aturan setiap pemain hanya diberi kesempatan tiga kali memukul dan dipukul lawan sebelum dipisah oleh wasit (Malandang). Kesenian ujungan diiringi oleh music pengiring kendang penca dengan lagu khusus (khas) yaitu lagu golempang.
Kenapa mengambil kata ronggeng
bukankah sebutan ronggeng adalah sebutan untuk penari wanita? Sedangkan dalam
permainan ujungan atau sampyong tidak adanya pemain perempuan yang terlibat di
dalamnya. Pertanyaan ini pernah dilontarkan oleh juri festival tari se-Jawa
Barat. Dari paparan sang koreografer (Ayuga) menyebutkan kalau dalam permainan
sampayong atau ujungan itu ada keterlibatan pemain perempuan walaupun tidak
ditemukan disetiap komunitas sampyong yang tersebar di Kabupaten Majalengka. Di
daerah Sipeureum Kecamatan Cigasong ada empat perempuan yang menjadi pemain
sampyong yang tergabung di komunitas sampyong Mekar Padesan Pim. Aki Kuwu. Mereka
menjadi teman ngibing para jawara
sampyong di dalam arena, sebagai penghibur untuk menurunkan tensi para jawara sampyong atau ujungan.
Itu yang menjadi ide saya dalam penciptaan tarian ini.
Baca Juga : Murdaswara dan Tabel Papatet Dalam Karawitan Sunda
Tak beda dengan kesenian ujungan atau
sampyong dalam tarian ini juga menggunakan properti rotanyang panjangnya lebih
kuran 60 Cm, dan menggunakan helm atau
pengaman kepala sebagai ikon balakutak. Iringan
music yang dinamis dengan lengkingan suara tarompet dihadirkan dalam pola
ritmik golempang . Demikian sekilas ulasan
tentang Tari Ronggeng Ujungan silakan baca juga