Sunda Rancage - Seni reog disebut juga ogel. Disebut demikian karena istilah
ogel berasal dari kata ugal-igel-ogel,sebab
penampilan reog disertai dengan igel atau
tarian.Sementaraitu, istilah reog berasal
dari kata ruag-rieg-reog, artinya kesamaan
gerak dari seluruh pemainnya sehingga terjadi keharmonisan.Ini sesuai dengan
babasan Sunda yang berbunyi :sareundeuk saigel,
sabobot sapihanean, artinya rukun dalam kebersamaan.
![kesenian reog majalengka kesenian reog majalengka](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtBUNOxASTsYf9TWBi8oMxtw4QhPzRJW9v3p_TsO62OBO1p9fWj3VnOb_-6zpEgY2cju4rC9Rtd_BxBYqf3ouV3F13GdH1GnPyHibGToER435jlQmOje5QqeXEeMt9lNn7Mi1Ll4ENKR4/s200/IMG-20161116-WA0004.jpg)
Embah Buyut Bungsu merupakan seniman local yang memiliki bakat
membuat alat-alat music perkusi, diantaranya berupa dogdog, yaitu alat music tabuh
pada satu permukaan.Bukan saja membuat alatnya, namun ia pun pandai
memainkannya. Banyak orang datang dan belajar kepadanya, sehingga kemudian alat
music dogdog tersebar, dan berkembang menjadi kesenian reog seperti yang kita kenal
sekarang ini.
Keterangan tentang keberadaan Embah Buyut Bungsu sebagai pengembang
kesenian reog dapat disimak dalam lirik lagu berikut :
Amit ampu nyaparalun
Neda panjang pangampura
Amit kanu aduh bumi
Pangampura kanu gaduh desa
Nyakitu ka Buyut Bungsu
Nu calik di GunungManik
Nu lenggah di Pajajaran
Mugi agung nyanawakup
Muga jembar pangampura
Semula kesenian reog tumbuh tanpa pengorganisasian
yang jelas, Karena hanya seni kalangenan Sehingga
baru pada tahun 1932 munculah sebuah grup kesenian reog yang mulai teroganisir yaitu
grup reog pimpinan Sastrawinata. Pada tahun 1957 Sumitra mendirikan grup reog dengan
komposisi pemain 2 pererempuan dan 2 laki-laki, inilah yang menjadi cikal bakal
reog Majalengka.
Padatahun 1960-an bermunculan kelompok
kesenian reog lainya, antara lain :
1. Reog Si Duleh di Cigasong
2. Reog Si Rumaya di Munjul
3. Reog Si Jeler di Babakananyar,
Kadipaten
4. Reog Si Ipin di Palabuan, Sukahaji
5. Reog Si arsih di Cibentar,
Jatiwangi
6. Reog Si Cepol di Kertajati
7. Reog Si Oblok di Majalengka
8. Reog Si Pace di Dawuan
9. Reog Si Cipeuw di Kadipaten
1. Reog Si Beunceuh di Dawuan
WADITRA DAN TATA CARA
PERTUNJUKAN
Pada awalnya waditra yang digunakan
adalah angklung, ketuk,goong,kecrek, dan kendang. Dengan adanya perkembangan jaman
dan pola piker pemainnya, waditra yang digunakan sekarang ini adalah seperangkat
gamelan salendro.
Tata cara pertunjukannya sebagai berikut
:
1. Tatalu
Lagu yang dibawakan pada saat tatalu adalah lagu :Kacangan Gawil
2. Babadayaan
Pada tahap ini pemain membuat posisi berbaris bersap,
kemudian membentuk lingkaran (posisi segi empat ).
3. Tari, lagu dan lawak
a. Menyanyikan lagu kidung secara bergantian.
b. Menari bergantian, diselingi dengan
lawakan atau dagelan. Lagu iringan yang biasa digunakana dalah :RenggongGancang,
Senggot, kulu-kulu, waledan, dsb.
4. Penutup
Gending penutup ialah Jiro
Demikian ulasan mengenai Kesenian Reog Majalengka. Silakan Baca Juga Kesenian Gembyung Majalengka
Demikian ulasan mengenai Kesenian Reog Majalengka. Silakan Baca Juga Kesenian Gembyung Majalengka
Sumber Tulisan :Profil Kesenian Kabupaten Majalengka
(Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapten Majalengka 2014)