(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({ google_ad_client: "ca-pub-1331096507967857", enable_page_level_ads: true }); KESENIAN REOG MAJALENGKA -->

KESENIAN REOG MAJALENGKA

KESENIAN REOG MAJALENGKA

Sunda Rancage - Seni reog disebut juga ogel. Disebut demikian karena istilah ogel berasal dari kata ugal-igel-ogel,sebab penampilan reog disertai dengan igel atau tarian.Sementaraitu, istilah reog berasal dari kata ruag-rieg-reog, artinya kesamaan gerak dari seluruh pemainnya sehingga terjadi keharmonisan.Ini sesuai dengan babasan Sunda yang berbunyi :sareundeuk saigel, sabobot sapihanean, artinya rukun dalam kebersamaan.

kesenian reog majalengkaSeni reog di Majalengka tumbuh dan berkembang sejak lama, kemudian turun-temurun menjadi kesenian yang dimiliki dan sekaligus diminati masyarakat. Orang yang pertama kali menyebarkan dan mengembangkan reog di Majalengka adalah Embah Buyut Bungsu.Beliau adalah seorang tokoh masyarakat yang lahir di Pajajar-Rajagaluh.


Embah Buyut Bungsu merupakan seniman local yang memiliki bakat membuat alat-alat music perkusi, diantaranya berupa dogdog, yaitu alat music tabuh pada satu permukaan.Bukan saja membuat alatnya, namun ia pun pandai memainkannya. Banyak orang datang dan belajar kepadanya, sehingga kemudian alat music dogdog tersebar, dan berkembang menjadi kesenian reog seperti yang kita kenal sekarang ini.

Keterangan tentang keberadaan Embah Buyut Bungsu sebagai pengembang kesenian reog dapat disimak dalam lirik lagu berikut :

Amit ampu nyaparalun
Neda panjang pangampura
Amit kanu aduh bumi
Pangampura kanu gaduh desa
Nyakitu ka Buyut Bungsu
Nu calik di GunungManik
Nu lenggah di Pajajaran
Mugi agung nyanawakup
Muga jembar pangampura

Semula kesenian reog tumbuh tanpa pengorganisasian yang jelas, Karena hanya seni kalangenan Sehingga baru pada tahun 1932 munculah sebuah grup kesenian reog yang mulai teroganisir yaitu grup reog pimpinan Sastrawinata. Pada tahun 1957 Sumitra mendirikan grup reog dengan komposisi pemain 2 pererempuan dan 2 laki-laki, inilah yang menjadi cikal bakal reog Majalengka.
Padatahun 1960-an bermunculan kelompok kesenian reog lainya, antara lain :

1.      Reog Si Duleh di Cigasong
2.      Reog Si Rumaya di Munjul
3.      Reog Si Jeler di Babakananyar, Kadipaten
4.      Reog Si Ipin di Palabuan, Sukahaji
5.      Reog Si arsih di Cibentar, Jatiwangi
6.      Reog Si Cepol di Kertajati
7.      Reog Si Oblok di Majalengka
8.      Reog Si Pace di Dawuan
9.      Reog Si Cipeuw di Kadipaten
1.      Reog Si Beunceuh di Dawuan

WADITRA DAN TATA CARA PERTUNJUKAN
Pada awalnya waditra yang digunakan adalah angklung, ketuk,goong,kecrek, dan kendang. Dengan adanya perkembangan jaman dan pola piker pemainnya, waditra yang digunakan sekarang ini adalah seperangkat gamelan salendro.
Tata cara pertunjukannya sebagai berikut :
1.      Tatalu
Lagu yang dibawakan pada saat tatalu adalah lagu :Kacangan Gawil
2.      Babadayaan
Pada tahap ini pemain membuat posisi berbaris bersap, kemudian membentuk lingkaran (posisi segi empat ).
3.      Tari, lagu dan lawak
a.       Menyanyikan lagu kidung secara bergantian.
b.      Menari bergantian, diselingi dengan lawakan atau dagelan. Lagu iringan yang biasa digunakana dalah :RenggongGancang, Senggot, kulu-kulu, waledan, dsb.
4.      Penutup
Gending penutup ialah Jiro

Demikian ulasan mengenai Kesenian Reog Majalengka. Silakan Baca Juga Kesenian Gembyung Majalengka


Sumber Tulisan :Profil Kesenian Kabupaten Majalengka (Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapten Majalengka 2014)


Share this:

Disqus Comments